Minggu, 25 Juli 2010

MENINGKATKAN SARANA INFORMASI DI PEDESAAN

MENINGKATKAN SARANA INFORMASI DI PEDESAAN

A. PENDAHULUAN

Di era globalisasi masyarakat ini ditunjukkan dengan majunya perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan. Sebenarnya proses globalisasi itu berasal dari Negara – Negara luar yang berkembang (khususnya Amerika), yang kemudian disebarkan ke Negara – Negara lain melalui media informasi dan teknologi, budaya, serta perdagangan. Sebagai Negara maju dan berkembang, Indonesia masuk kedalam era globalisasi tersebut. Ilmu informasi & teknologi yang masuk ke Indonesia bukanlah hal yang harus dihindari, tetapi hal yang telah menjadi suatu kebutuhan di Negara untuk mencapai kemajuan dan perkembangan dari suatu Negara tersebut.

Teknologi dan informasi dalam masyarakat Indonesia sekarang menjadi peran penting dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam berbagai segi hal masyarakat menunjukkan ketergantungannya pada teknologi informasi, seperti contoh internet yang memiliki keunggulan berbisnis yang telah menawarkan cara mudah kepada kosumen. Contoh lainnya mesin yang digunakan dalam berindustri, yang telah menggantikan tenaga kerja manusia yang memperlihatkan cara kerjanya menggunakan system computer. Semua kemajuan positif tersebut tentu akan melahirkan sisi negative yang lebih besar seperti kejahatan melalui dunia maya, serta meningkatnya pengangguran masyarakat diberbagai daerah saat ini.

B. MENINGKATKAN PERAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI

Di Indonesia 70% penduduknya tinggal di pedesaan, dan 30% nya tinggal di wilayah perkotaan. Pemakaian informasi dan teknologi justru menunjukkan angka sebaliknya, 85% digunakan oleh penduduk perkotaan sisanya 15% digunakan oleh penduduk pedesaan. Hal ini sangat mencengangkan, karena mayoritas penduduk Indonesia belum sepenuhnya menggunakan peran informasi dan teknologi tersebut. Hal ini didasari oleh kurangnya fasilitas yang diberikan pemerintah.

Media informasi dan teknologi sering dinilai lebih maju. Karena mempunyai kemampuan untuk lebih cepat dan tepat dalam kegunaannya. Cara ini tidak bisa dilakukan secara maksimal di pedesaan karena adanya kendala fasilitas yang kurang memadai. Media elektronik seperti radio dan televisi belum sepenuhnya menjangkau wilayah masyarakat pedesaan karena keadaan daerah yang sulit dijangkau serta sifat dari media elektronik itu hanya sementara. Media cetak seperti contohnya koran dan majalah, juga belum efektif karena minat membaca di pedesaan sangat minim dan fasilitas media cetak sebagian besar belum sampai kepedesaan, bila warga ingin membeli majalah atau koran biasanya mereka harus pergi kekota dahulu. Sementara media yang terbaru yaitu media internet, sangat memiliki kendala yang sangat besar sekali seperti jaringan atau konektifitas yang susah dipasang karena keadaan wilayah tersebut atau belum adanya signal dari provaider, serta pembayaran yang cukup mahal.

Teknologi dan informasi memiliki peran penting dalam menentukan pembangunan ekonomi suatu masyarakat lokal, nasional, maupun internasional. Apalagi diera globalisasi sekarang ini, kebutuhan informasi dan teknologi tidak hanya dirasakan masyarakat awam saja tetapi pelaku bisnis, ekonom, petani, bahkan pelajar juga membutuhkan teknologi dan informasi untuk bidang dan profesinya masing – masing.

C. PERMASALAHAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI DIPEDESAAN

Sudah saatnya kita bergerak dan membuat suatu perubahan agar dunia teknologi dan informasi menjadi bagian dari semua bangsa Indonesia. Pemerintah yang perlahan – lahan mulai mendukung kemajuan teknologi dan informasi sepertinya kekurangan Sumber Daya Masyarakat(SDM) dan ide agar mampu membuat terobosan besar dalam dunia teknologi dan informasi nasional ataupun internasional. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi masih berpusat dikota – kota besar. Di daerah saya di Desa Bejilor, kab.Semarang warnet masih belum ada, kalau mau menggunakan fasilitas internet saya biasanya pergi ke kota Salatiga dahulu. Warnet disitu pun masih belum dikatakan layak karena kecepatannya masih sangat minim. Pada tanggal 24 juli 2010 saya melakukan penelitian didesa saya, dan hasil nya sangat mencengangkan. Ini beberapa masalah yang saya teliti didesa saya:

1. Lokasi Tempat dan Fasilitas

Letak desa saya sangat jauh sekali dari kota. Bahkan pemerintah tidak memerhatikan fasilitas untuk kepentingan teknologi dan informasi. Telephone kabel saja belum sampai ke desa saya. Sedangkan untuk telephone seluler jarang sekali masyarakat yang punya. Hal ini di karenakan harganya yang agak mahal serta signal yang kadang hilang, kadang muncul. Tapi ada satu provider di desa saya yang menunjang fasilitas seperi signalnya yang tak pernah putus, serta adanya sistem GPRS yang kadang – kadang sering eror. Saya juga sering menggunakan fasilitas itu tapi lama kelamaan saya jadi rugi, karena biaya yang digunakan cukup mahal untuk selevel saya.

2. Keterbatasan Kemampuan Sumber Daya Manusia(SDM)

Jumlah penduduk di desa saya kurang lebih ada 1000 orang. Dari desa saya, yang mempunyai komputer atau laptop kurang lebih hanya 10 orang. Lalu yang mempunyai telephone seluler atau handphone sekitar 500 orang. Dari warga yang mempunyai handphone atau telephone seluler yang menggunakannya dengan fitur yang ada seperti pemutar music, kamera, ataupun fitur yang lain mungkin hanya 100 orang, sisanya cuma tahu buat sms dan telepon saja. Sedangkan dari 100 orang tadi yang paham tentang istilah internet hanya 45% saja. Yang lebih mencengangkan waktu saya tanya seperti ini;

Saya : “ kamu punya fb ngga ? ”

Warga : “ fb itu apa ??? ”

Saya :” facebook . . . . “

Warga : “ makanan opo itu ? ? ? , keliatannya aku ngga duwe “

Saya :” kalau email ? ? ? ”

Warga : “ halah, aku ngga mau tahu masalah pertanyaan itu, yang penting sekarang aku mau kesawah dulu. “ / bahasanya sudah diubah menjadi bahasa Indonesia/.

3. Kesadaran Untuk Maju Kurang

Kesadaran itu memang kunci pokok untuk mensukseskan adanya teknologi dan informasi. Namun sebagian warga desa kurang memerhatikan hal ini. Masyarakat desa masih menjalankan dan mempercayai media tradisional. Media tradisional sebagian besar hanya sebagai hiburan, tapi kadang kala berfungsi sebagai perekat kekerabatan antar masyarakat.

4. Teknologi dan Informasi = Kantong Jebol.

Kata “Teknologi dan Informasi = Kantong Jebol” itu sering diucap oleh masyarakat pada umumnya. Memang kalau untuk maju memerlukan dana yang luar biasa besarnya. Hal ini juga telah disadari oleh pemerintah. setiap kali membeli peralatan untuk kebutuhan operasional selalu saja harus mengalokasikan dana cukup besar. Belum lagi ketika ada masalah dengan peralatan yang digunakan.

D. PEMECAHAN MASALAH

Indonesia saat ini memang tertinggal jauh dengan Negara – Negara tetangga seperti singapura dan Malaysia dari segi teknologi dan informasi. Infrastrukture yang kurang, biaya akses yang mahal, serta kurang meratanya pembangunan di daerah-daerah hanyalah sebagian kecil penyebab kelambatan perkembangan teknologi di Indonesia. Investasi yang kurang mendukung juga menghambat investor teknologi untuk masuk ke indonesia dan mengembangkan bisnis IT di Indonesia. Sudah seharusnya bangsa Indonesia mengambil langkah efektif untuk meningkatkan teknologi dan informasi, supaya tidak tertinggal dengan Negara lain. Berikut adalah pemecahan masalah saya apa yang bisa dilakukan:

1. Peningkatan Fasilitas

Pemerintah mulai dari sekarang harus memperhatikan tentang fasilitas teknologi dan informasi. Memang hal ini agak susah dan sulit, mengingat di Indonesia ada ribuan pedesaan yang tertinggal. Tapi hal ini harus dilakukan sedikit demi sedikit supaya masyarakat terbiasa dengan teknologi dan informasi terbaru.

2. Peningkatan SDM

Peningkatan SDM memang agak sulit dilakukan, hal ini didasari oleh minimnya pendidikan di pedesaan. Mungkin yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan SDM dengan cara memperbanyak sekolahan di pedesaan, dengan pengajar yang berkualitas supaya menghasilkan SDM yang unggul. Penghargaan terhadap tenaga IT akan membantu peningkatan SDM IT di Indonesia. Banyak tenaga ahli IT Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena tenaga mereka lebih di hargai di luar. Di Indonesia tenaga IT dan buruh kasar seakan-akan tidak ada perbedaan dari segi penghargaan kualitas. Memang sudah ada beberapa yang memberi penghargaan sepantasnya tapi jumlahnya masih sedikit.

3. Sosialisasi

Sosialisasi pentingnya teknologi dalam kehidupan masyarakat. Iklan-iklan sosial mengenai pentingnya internet dan teknologi masih sangat kurang dibandingkan iklan sosial mengenai kesehatan dan pendidikan. Sudah saatnya pemerintah melakukan sosialisasi media agar masyarakat menyadari pentingnya teknologi. Karena percuma bila teknologi ada namun pengguna tidak ada. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan melalui organisasi – organisasi didesa.

4. Pengenalan

Perbanyak akses internet publik. Dengan memberikan akses internet publik yang gratis seperti di stasiun, rumah sakit, terminal, perpustakaan, sekolah, kampus, dan tempat umum lainnya akan membantu memperkenalkan internet ke masyarakat.

5. Hukum dan Undang – Undang

Hukum dan undang-undang yang jelas dan tepat penerapannya sehingga dapat melindungi praktisi dan bisnis di bidang IT. Hal ini dapat meningkatkan industri IT karena terlindungi oleh hukum sehingga praktisi dan pebisnis IT di Indonesia tidak takut untuk melangkah maju. Investor juga merasa takut untuk berinvestasi di Indonesia bila mereka tidak merasa aman untuk berinvestasi.

E. PENUTUP

¨ KESIMPULAN

Untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi dan informasi, sudah seharusnya pemerintah melakukan perubahan yang mendasar mengenai pembangunannya. Pemerintah Indonesia harus memikirkan dan mengambil sikap tegas tentang bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk membangun teknologi dan informasi, khususnya didaerah pedesaan.